Melalui diseminasi informasi bertema “Membangun Masyarakat Desa yang Informatif,” Diskominfo Kendal mendorong warga desa untuk menggunakan media sosial sebagai jembatan memperkenalkan potensi lokal ke dunia luar
NAIRALOKA – Pagi itu, Balai Desa Bumiayu di Kecamatan Weleri ramai oleh wajah-wajah penuh semangat. Puluhan warga dari berbagai lapisan usia berkumpul, antusias menyambut kegiatan diseminasi informasi bertema “Membangun Masyarakat Desa yang Informatif.”
Acara yang diprakarsai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kendal ini hadir membawa misi besar: meningkatkan literasi digital masyarakat desa agar lebih siap menghadapi era digital, Senin (2/12/2024)
“Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Saring sebelum sharing,” ucap Eko Istanto, S.Sos., Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Kendal.
Pesan ini menjadi pembuka acara, mengingatkan warga bahwa media sosial adalah pedang bermata dua.
Di satu sisi, ia dapat menghubungkan dan mempermudah komunikasi, namun di sisi lain, ia juga berisiko menjadi medium penyebaran hoaks jika tidak digunakan dengan hati-hati.
Lebih dari sekadar mengingatkan bahaya digital, kegiatan ini menggali potensi besar teknologi untuk pemberdayaan desa.
“Media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi jembatan yang dapat membuka peluang besar bagi desa,” ujar Lukni Maulana, Pimpinan Umum Zonasi ID, yang menjadi narasumber utama. \
Ia memaparkan bagaimana platform digital, mulai dari Facebook hingga marketplace online, dapat menjadi kendaraan untuk memasarkan potensi lokal, seperti hasil pertanian, kerajinan, hingga pariwisata.
Diskusi semakin menarik saat Lukni menjelaskan konsep “Content is King, Platform is Everything.”
Menurutnya, konten yang relevan dan menarik, seperti foto produk lokal atau video wisata budaya, adalah kunci utama untuk menarik perhatian audiens.
Namun, tanpa platform yang tepat, konten tersebut tidak akan menjangkau audiens yang diinginkan.
“Platform digital adalah kendaraan yang menyampaikan cerita desa ke dunia luar,” tambahnya pegiat Nairaloka ini.
Bagi peserta, acara ini membuka perspektif baru. “Saya tidak pernah berpikir bahwa produk anyaman saya bisa dipasarkan lebih luas melalui media sosial,” ungkap Hadi Suyoko, salah satu peserta, dengan senyum sumringah.
Edukasi ini tidak hanya membantu mereka memahami cara menghindari hoaks, tetapi juga memberikan pemahaman praktis tentang bagaimana teknologi dapat meningkatkan kreativitas dan daya saing masyarakat desa.
Diskominfo Kendal berencana menjadikan literasi digital sebagai agenda rutin. Desa-desa lain akan menjadi target pembinaan berikutnya, dengan harapan dapat menciptakan masyarakat yang lebih informatif dan mandiri.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi bukan lagi sesuatu yang hanya bisa diakses di kota besar. Dengan bimbingan yang tepat, desa pun bisa menjadi pemain utama dalam era digital.
Di Balai Desa Bumiayu, benih perubahan itu mulai tumbuh. Teknologi kini bukan lagi ancaman, melainkan peluang besar untuk menjadikan desa lebih mandiri, kreatif, dan sejahtera. Dari desa kecil ini, harapan besar untuk Kendal yang lebih maju perlahan mulai terwujud. []