Penulis: Admin

  • Doa Ali bin Abi Thalib dengan Huruf-Huruf Hijaiyah, Tafsir dan Makna Abjad Arab

    Doa Ali bin Abi Thalib dengan Huruf-Huruf Hijaiyah, Tafsir dan Makna Abjad Arab

    Ilmu huruf merupakan ilmu pusaka yang hanya diketahui oleh para ulama rabbaniyyun (orang-orang yang belajar ilmu dan mengajarkan ilmu).”

    NAIRALOKA.OR.ID – Doa Ali bin Abi Thalib dengan Huruf-Huruf Hijaiyah dari huruf Alif­ hingga Ya menunjukan ia sosok yang cerdas.

    Sehingga Ali bin Abi Thalib mendapat julukan sebagai Babul Ilmu. Hal ini diperjelas dengan hadits yang diriwayatkan Imam Al-Hakim dalam kitab Hadits Al-Mustadrak:

    أَنَا مَدِيْنَةُ اْلعِلْمِ وَعَلِيٌّ بَابُهَا فَمَنْ أَرَادَ اْلمَدِيْنَةَ فَلْيَأْتِ اْلبَابَ

    Artinya: “Aku kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin memasuki kota ilmu maka datanglah pada pintunya.”

    Selengkapnya baca:

    Doa ali bin abi thalib

  • Karomah Menurut Ibnu Atha’illah as-Sakandari

    Karomah Menurut Ibnu Atha’illah as-Sakandari

    Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan bahwa hal-hal di luar kebiasaan yang diberikan Allah itu jangan malahan menjadi tujuan.

    Oleh: Ardi Kafha
    (Pegiat Taman Baca)

    NAIRALOKA.OR.ID – Apa itu karomah? Menurut Syekh Ibnu Athaillah karomah adalah materi ujian untuk menguji kesungguhan seorang hamba, benar-benar menghamba kepada Allah, atau sebaliknya jatuh menyembah kepada kekuatan sendiri.

    Karomah artinya kejadian luar biasa yang dianuegerahkan Allah Swt kepda orang-orang yang saleh yakni kepada para wali Allah Swt. Berbeda dengan Maunah yang diberikan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah Swt.

    Apa saja contoh karomah? Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa karomah diberikan kepada wali Allah Swt. Sedangkan contoh karomah misalnya kisah Ashabul Kahfi yang tertidur selama 309 tahun di gua.

    Contoh lain yakni Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang mampu menaklukan musuh dari jarak jauh. Sementara, di Jawa dalam Babad Tanah Jawi, Sunan Kalijaga memiliki karomah mampu mengubah tanah menjadi emas.

    Berikut ini penjelasan karomah menurut Syekh Ibnu Athaillah yang ditulis Ardi Kafha dengan judul asli Karamah itu Materi Ujian. Simak penjelasannya.

    Syekh Ibnu Athaillah berkata, “Di saat tekad seorang salik ingin berhenti pada apa yang tersingkap baginya, suara-suara hakikat pun memperingatkannya, ‘Yang kaucari ada di depanmu!’ Dan di saat pesona alam tampak menggoda, hakikat-hakikatnya pun berujar, ‘Kami hanyalah ujian maka jangan kau kufur!’ (al-Baqarah: 102).”

    Hikmah ini semacam warning buat kita, supaya hati-hati dari bersitan hati yang kerap menyergap, yang merasa telah sedemikian intim kepada Tuhan. Telah disayang Tuhan dengan bukti tersingkapnya rahasia-rahasia gaib.

    Sehingga, merasa cukup dan tidak perlu lagi menjalankan ritual fardlu. Tidak perlu berlelah-lelah beribadah sunah. Dan seterusnya. Dan sebagainya.  

    Padahal, demikiankah?

    Tidak. Syekh Ibnu Athaillah berujar, “Yang engkau cari masih ada di depan!” Artinya, perasaan-perasaan telah sampai itu hanya sekadar perasaan, bukan yang dituntun agama. Agama menuntun bahwa perjalanan menuju Tuhan itu tiada akhir hingga maut menjemput. Bahwa berjuang menjalankan hak-hak Tuhan itu sesungguhnya proses panjang terus-menerus yang tanpa ada kata akhir.”

    Sebagaimana kita baca riwayat hidup Nabi Muhammad Saw, walau beliau adalah manusia agung sepanjang masa, tapi tetap merasa kurang dalam menunaikan hak-hak Tuhan.

    Beliau menjalankan salat tahajud saban malam seakan ibadah wajib, karena dalam bersyukur kepada Allah selalu merasa sangat kurang. Masih banyak dosa yang belum sempat diistighfari.

    Dengan demikian, pantaskah kita merasa sudah cukup, hanya karena telah diperlihatkan tanda-tanda kegaiban? Syekh Ibnu ‘Athaillah memperingatkan, “Yang engkau cari masih di depan!

    Di bagian kedua, Syekh Ibnu ‘Athaillah menandaskan, “Demikian pula jika tampak keindahan-keindahan alam niscaya hakikat-hakikatnya segera membisikkan ‘Kami hanyalah batu ujian, maka janganlah engkau kafir’.”

    Sang syekh merujuk surat al-Baqarah ayat 102, bahwa keindahan yang penuh gemerlap di dunia ini hakikatnya adalah tipudaya setan belaka. Maka, hati-hati jangan sampai terjebak!

    Tampak keindahan-keindahan alam” dalam konteks menuju Tuhan, Syekh Muhammad Said Ramadhan menjelaskan bahwa hal itu bisa berupa, pertama, bertambah banyaknya segala kenikmatan dan sumber-sumber kesenangan duniawi.

    Kedua, kesanggupan seorang hamba untuk bertindak di luar kebiasaan, ya, karamah-karamah yang kerap menyertai keseharian para wali.

    Nah, menurut Syekh Ibnu Athaillah, hakikat dari dua keadaan itu adalah tipudaya setan, “maka janganlah kamu menjadi kufur.” (al-Baqarah: 102).

    Jadi, sungguh tidak ada jalan lapang untuk menunaikan hak Tuhan. Sungguh, tidak ada titik aman dalam bertuhan. Godaan selalu turut menyertai.

    Sebagaimana penuturan sang imam dari kota Alexandria, Mesir, Pertama, terbitnya perasaan telah sampai kepada Tuhan, sehingga membersitkan keinginan untuk berhenti beribadah. Perasaan yang sesungguhnya hanya kilatan godaan untuk menguji kesungguhan menunaikan hak Tuhan.

    Kedua, tipudaya itu pun terus mengembang berupa kemudahan-kemudahan fasilitas duniawi yang hadir di kehidupan kita, justru saat khusyuk memenuhi hak-Nya. Lantas kita berpikir: “inilah anugerah yang kuterima, karena aku serius berjalan menuju Tuhan.”

    Kita memperoleh anugerah sehat, jarang sakit. Kita memperoleh anugerah kaya, tanpa usaha ekstra memburu pundi-pundi.

    Kita memperoleh popularitas sebagai orang alim, sehingga menjadi rujukan banyak orang dalam menuntaskan segala problem mereka. Dan, banyak lagi kemudahan, yang kita merasa sebagai akibat kekhusyukan kita.

    Ketiga, berupa keajaiban-keajaiban yang mengiring langkah kita, ini pula tipudaya, bahkan lebih berbahaya bagi penempuh. Kita benar-benar akan tesergap perasaan telah menjadi wali.

    Sebagai kekasih Tuhan, yang segenap sabda-Nya telah menyatu ke diri kita. Kita mendapati diri sebagai sosok yang merasa telah memiliki pengaruh spiritual di tengah masyarakat. Kemudian merasa berhak menjadi juru petunjuk kebenaran, merasa berlimpah karamah.

    Itulah keindahan-keindahan dunia yang ditiupkan setan, agar sang penempuh tergelincir. Ilusi keindahan yang merasuki sanubari seorang hamba, yang merasa telah menjadi orang besar, yang merasa telah memperoleh anugerah kekuatan spiritual.

    Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan bahwa hal-hal di luar kebiasaan yang diberikan Allah itu jangan malahan menjadi tujuan.

    Bahkan beliau mengarahkan kita untuk tidak merasa senang telah memperolehnya, karena hal itu hadir sebagai batu uijian.

    Karomah adalah ujian, masihkah sadar sebagai hamba, yang dalam kondisi apa pun tetap sebagai hamba yang lemah. []

  • Bacaan Wirid An-Nairi, Amalan Zikir Perlindungan dan Pembuka Pintu Rezeki

    Bacaan Wirid An-Nairi, Amalan Zikir Perlindungan dan Pembuka Pintu Rezeki

    Wirid An-Nairi adalah amalan zikir dan doa yang memberikan perlindungan, membuka pintu rezeki, meningkatkan ilmu pengetahuan, dan membawa ketenangan serta kebahagiaan.

    NAIRALOKA.OR.ID – Wirid An-Nairi adalah sebuah amalan zikir dan doa yang memiliki banyak manfaat dan keutamaan.

    Amalan untuk dipraktikkan agar memperoleh berbagai kebaikan dan perlindungan dari Allah.

    Bacaan selengkapnya:

    Bacaan Wirid An-Nairi Lengkap

  • 4 Ayat Penghancur Sihir, Doa dan Amalan Mengobati Sakit Ain

    4 Ayat Penghancur Sihir, Doa dan Amalan Mengobati Sakit Ain

    Empat ayat penghancur sihir dan guna-guna serta doa dan amalan mengobati sakit ‘ain adalah bagian penting dari perlindungan diri

    NAIRALOKA.OR.ID – Ada dua jenis penyakit yang memiliki kesamaan, namun memili cara kerja yang dampak yang berbeda yakni sihir dan penyakit ‘ain. Berikut ini akan dijelaskan 4 ayat penghancur sihir, doa dan amalan untuk mengobati penyakit ain.

    Sebelumnya perlu diketahui, bahwasanya penyakit ain berasal dari pandangan mata yang penuh iri hati, hasad, atau kekaguman yang berlebihan tanpa menyebut nama Allah.

    Pengaruh ain bisa terjadi tanpa disengaja, hanya karena seseorang memandang orang lain dengan pandangan yang iri atau terlalu kagum tanpa mengucapkan doa seperti “Masha Allah.”

    Sedangkan taanda-tanda penyakit ain bisa berupa gangguan fisik atau mental yang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, seperti rasa lelah, sakit, kecemasan, atau gangguan tidur.

    Tanda-tanda ini sering kali muncul setelah seseorang mendapatkan pujian atau dilihat dengan pandangan iri tanpa ucapan doa.

    Sedangkan sihir adalah tindakan yang disengaja dan melibatkan interaksi dengan kekuatan jahat, jin, atau iblis.

    Sihir dilakukan oleh seorang penyihir atau dukun dengan tujuan tertentu, seperti mencelakai, mengendalikan, atau merusak kehidupan seseorang. Sihir memerlukan ritual, mantra, atau jampi-jampi yang berkaitan dengan praktik-praktik mistis.

    4 Ayat Penghancur Sihir dan Guna-Guna

    Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu Al-Quran juga sebagai obat, sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-Isra’ ayat 82:

    وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

    Artinya: “Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)

    Berikut ini 4 ayat penghancur sihir dan guna-guna serta amalan agar mengobati sakit ain, sebagaimana dikutip dari kitab Fathul Mulk al-Majid al-Mu`allaf li Naf’il ‘Abid wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir. Kitab ini juga dikenal sebagai kitab mujorabat.

    1. Surah Al-Mu’min ayat 57

    لَخَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

    Lakhalqus-samāwāti wal-arḍi akbaru min khalqin-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn

    Artinya: “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-Mu’min: 57)

    Selengkapnya baca:

    Doa Penghancur Sihir

  • Doa dan Munajat Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam

    Doa dan Munajat Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam

    Munajat Ibnu Athaillah adalah doa permohonan Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari atas selesainya penyusunan Kitab Al-Hikam.

    NAIRALOKA.OR.ID – Munajat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya doa sepenuh hati kepada Tuhan untuk mengharapkan keridaan, ampunan, bantuan, hidayat, dan sebagainya. Sedangkan Munajat Ibnu Athaillah yang dijelaskan di bawah ini adalah doa ketika beliau yakni Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari menyelesaikan penulisan Kitab Al-Hikam.

    Sebelumnya perlu diketahui bahwa Kitab Al-Hikam merupakan kitab monumental karya Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari salah seorang ulama Tarekat Syadziliyah.

    Selengkapnya baca:

    Munajat Ibnu Athaillah

  • Taman Baca Nairaloka Resmi Terdaftar dengan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP)

    Taman Baca Nairaloka Resmi Terdaftar dengan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP)

    Taman Baca Nairaloka bertransformasi digital dengan NPP Resmi Perpusnas RI untuk tingkatkan literasi

    NAIRALOKA.OR.ID – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) telah resmi menerbitkan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) untuk Taman Baca Nairaloka yang berlokasi di Banjardowo RT 2 RW 6, Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah.

    NPP tersebut tercatat dengan nomor 3374054J0000001, memberikan status legal dan pengakuan resmi bagi perpustakaan yang terus berkembang ini.

    Ninik Ambarwati, pengasuh Taman Baca Nairaloka, menyampaikan bahwa keberadaan NPP membawa manfaat besar bagi perpustakaan tersebut.

    “Dengan adanya NPP ini, perpustakaan kami kini lebih mudah diidentifikasi keberadaannya, sehingga dapat diakses secara lebih luas oleh masyarakat umum,” ujar Ninik, Sabtu (4/01/2025).

    NPP Nairaloka: Fokus pada Perpustakaan Digital

    Taman Baca Nairaloka memiliki pendekatan unik sebagai perpustakaan berbasis digital.

    Menurut Ninik, perpustakaan ini tidak hanya menyediakan koleksi fisik berupa buku, tetapi juga menawarkan berbagai jenis konten digital yang bisa diakses dengan mudah melalui perangkat smartphone.

    “Perpustakaan kami berfokus pada layanan digital. Dengan hanya menggunakan smartphone, masyarakat dapat mengakses koleksi buku kami,” terangnya.

    Selain koleksi digital, Taman Baca Nairaloka juga menghadirkan konten berbasis audio dan video, memberikan pengalaman membaca yang lebih interaktif dan modern.

    “Kami ingin memastikan bahwa akses terhadap pengetahuan tidak lagi terbatas pada format tradisional. Dengan digitalisasi, semua orang bisa belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan mereka,” tambah Ninik.

    Dengan NPP yang telah diterbitkan, Ninik berharap Taman Baca Nairaloka dapat menjadi wadah pembelajaran yang lebih inklusif bagi masyarakat Kota Semarang, khususnya di wilayah keluarahan Banjardowo, kecamatan Genuk.

    “Kami berkomitmen untuk meningkatkan aksesibilitas perpustakaan, sehingga siapa pun dapat belajar kapan saja dan di mana saja,” tegasnya.

    Langkah digitalisasi ini sejalan dengan upaya meningkatkan literasi masyarakat di era digital. Buku digital, audio, dan video yang tersedia di Taman Baca Nairaloka memberikan pilihan beragam bagi pengguna dengan preferensi belajar yang berbeda-beda.

    Ninik juga menyampaikan harapan agar keberadaan NPP ini dapat memotivasi taman baca lainnya untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

    “Kami ingin Taman Baca Nairaloka menjadi inspirasi, terutama dalam mengadopsi teknologi digital untuk memperluas jangkauan dan dampak literasi,” tutupnya.

    Dengan diterbitkannya NPP oleh Perpusnas RI, Taman Baca Nairaloka semakin memantapkan posisinya sebagai perpustakaan digital inovatif yang mendukung kemajuan literasi masyarakat Indonesia.

    Keberadaan perpustakaan ini diharapkan menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan literasi di era digital, khususnya di wilayah Semarang dan sekitarnya. []