Tag: literasi digital

  • Taman Baca Nairaloka Resmi Terdaftar dengan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP)

    Taman Baca Nairaloka Resmi Terdaftar dengan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP)

    Taman Baca Nairaloka bertransformasi digital dengan NPP Resmi Perpusnas RI untuk tingkatkan literasi

    NAIRALOKA.OR.ID – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) telah resmi menerbitkan Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) untuk Taman Baca Nairaloka yang berlokasi di Banjardowo RT 2 RW 6, Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah.

    NPP tersebut tercatat dengan nomor 3374054J0000001, memberikan status legal dan pengakuan resmi bagi perpustakaan yang terus berkembang ini.

    Ninik Ambarwati, pengasuh Taman Baca Nairaloka, menyampaikan bahwa keberadaan NPP membawa manfaat besar bagi perpustakaan tersebut.

    “Dengan adanya NPP ini, perpustakaan kami kini lebih mudah diidentifikasi keberadaannya, sehingga dapat diakses secara lebih luas oleh masyarakat umum,” ujar Ninik, Sabtu (4/01/2025).

    NPP Nairaloka: Fokus pada Perpustakaan Digital

    Taman Baca Nairaloka memiliki pendekatan unik sebagai perpustakaan berbasis digital.

    Menurut Ninik, perpustakaan ini tidak hanya menyediakan koleksi fisik berupa buku, tetapi juga menawarkan berbagai jenis konten digital yang bisa diakses dengan mudah melalui perangkat smartphone.

    “Perpustakaan kami berfokus pada layanan digital. Dengan hanya menggunakan smartphone, masyarakat dapat mengakses koleksi buku kami,” terangnya.

    Selain koleksi digital, Taman Baca Nairaloka juga menghadirkan konten berbasis audio dan video, memberikan pengalaman membaca yang lebih interaktif dan modern.

    “Kami ingin memastikan bahwa akses terhadap pengetahuan tidak lagi terbatas pada format tradisional. Dengan digitalisasi, semua orang bisa belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan mereka,” tambah Ninik.

    Dengan NPP yang telah diterbitkan, Ninik berharap Taman Baca Nairaloka dapat menjadi wadah pembelajaran yang lebih inklusif bagi masyarakat Kota Semarang, khususnya di wilayah keluarahan Banjardowo, kecamatan Genuk.

    “Kami berkomitmen untuk meningkatkan aksesibilitas perpustakaan, sehingga siapa pun dapat belajar kapan saja dan di mana saja,” tegasnya.

    Langkah digitalisasi ini sejalan dengan upaya meningkatkan literasi masyarakat di era digital. Buku digital, audio, dan video yang tersedia di Taman Baca Nairaloka memberikan pilihan beragam bagi pengguna dengan preferensi belajar yang berbeda-beda.

    Ninik juga menyampaikan harapan agar keberadaan NPP ini dapat memotivasi taman baca lainnya untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

    “Kami ingin Taman Baca Nairaloka menjadi inspirasi, terutama dalam mengadopsi teknologi digital untuk memperluas jangkauan dan dampak literasi,” tutupnya.

    Dengan diterbitkannya NPP oleh Perpusnas RI, Taman Baca Nairaloka semakin memantapkan posisinya sebagai perpustakaan digital inovatif yang mendukung kemajuan literasi masyarakat Indonesia.

    Keberadaan perpustakaan ini diharapkan menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan literasi di era digital, khususnya di wilayah Semarang dan sekitarnya. []

  • Diseminasi Informasi Diskominfo Kendal, Lukni: Content is King, Platform is Everything

    Diseminasi Informasi Diskominfo Kendal, Lukni: Content is King, Platform is Everything

    Melalui diseminasi informasi bertema “Membangun Masyarakat Desa yang Informatif,” Diskominfo Kendal mendorong warga desa untuk menggunakan media sosial sebagai jembatan memperkenalkan potensi lokal ke dunia luar

    NAIRALOKA – Pagi itu, Balai Desa Bumiayu di Kecamatan Weleri ramai oleh wajah-wajah penuh semangat. Puluhan warga dari berbagai lapisan usia berkumpul, antusias menyambut kegiatan diseminasi informasi bertema “Membangun Masyarakat Desa yang Informatif.”

    Acara yang diprakarsai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kendal ini hadir membawa misi besar: meningkatkan literasi digital masyarakat desa agar lebih siap menghadapi era digital, Senin (2/12/2024)

    “Bijaklah dalam menggunakan media sosial. Saring sebelum sharing,” ucap Eko Istanto, S.Sos., Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Kendal.

    Pesan ini menjadi pembuka acara, mengingatkan warga bahwa media sosial adalah pedang bermata dua.

    Di satu sisi, ia dapat menghubungkan dan mempermudah komunikasi, namun di sisi lain, ia juga berisiko menjadi medium penyebaran hoaks jika tidak digunakan dengan hati-hati.

    Lebih dari sekadar mengingatkan bahaya digital, kegiatan ini menggali potensi besar teknologi untuk pemberdayaan desa.

    “Media sosial bukan hanya alat komunikasi, tetapi jembatan yang dapat membuka peluang besar bagi desa,” ujar Lukni Maulana, Pimpinan Umum Zonasi ID, yang menjadi narasumber utama. \

    Ia memaparkan bagaimana platform digital, mulai dari Facebook hingga marketplace online, dapat menjadi kendaraan untuk memasarkan potensi lokal, seperti hasil pertanian, kerajinan, hingga pariwisata.

    Diskusi semakin menarik saat Lukni menjelaskan konsep Content is King, Platform is Everything.”

    Menurutnya, konten yang relevan dan menarik, seperti foto produk lokal atau video wisata budaya, adalah kunci utama untuk menarik perhatian audiens.

    Namun, tanpa platform yang tepat, konten tersebut tidak akan menjangkau audiens yang diinginkan.

    “Platform digital adalah kendaraan yang menyampaikan cerita desa ke dunia luar,” tambahnya pegiat Nairaloka ini.

    Bagi peserta, acara ini membuka perspektif baru. “Saya tidak pernah berpikir bahwa produk anyaman saya bisa dipasarkan lebih luas melalui media sosial, ungkap Hadi Suyoko, salah satu peserta, dengan senyum sumringah.

    Edukasi ini tidak hanya membantu mereka memahami cara menghindari hoaks, tetapi juga memberikan pemahaman praktis tentang bagaimana teknologi dapat meningkatkan kreativitas dan daya saing masyarakat desa.

    Diskominfo Kendal berencana menjadikan literasi digital sebagai agenda rutin. Desa-desa lain akan menjadi target pembinaan berikutnya, dengan harapan dapat menciptakan masyarakat yang lebih informatif dan mandiri.

    Acara ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi bukan lagi sesuatu yang hanya bisa diakses di kota besar. Dengan bimbingan yang tepat, desa pun bisa menjadi pemain utama dalam era digital.

    Di Balai Desa Bumiayu, benih perubahan itu mulai tumbuh. Teknologi kini bukan lagi ancaman, melainkan peluang besar untuk menjadikan desa lebih mandiri, kreatif, dan sejahtera. Dari desa kecil ini, harapan besar untuk Kendal yang lebih maju perlahan mulai terwujud. []